Pernahkah
mempermasalahkan kenapa cincin kawin dipasang di jari manis (jari
keempat)? Mungkin karena di sana penempatan paling bagus. Tetapi ada
sebuah penjelasan bagus untuk pertanyaan ini.
Ibu jari (jari pertama) menggambarkan kedua orangtua. Telunjuk (jari
kedua) menggambarkan saudara kandung. Jari tengah (jari ketiga)
menggambarkan diri kita sendiri. Jari manis (jari keempat)
menggambarkan pasangan hidup kita. Dan kelingking (jari kelima)
merepresentasikan anak-anak kita.
Sekarang, pertemukan kedua tangan kita satu sama lain dengan pasangan
jarinya: ibu jari ketemu ibu jari, telunjuk ketemu telunjuk, dan
seterusnya. Tapi, untuk jari tengah, pertemukan dengan cara
berpunggung-punggungan.
Sekarang
jika memisahkan kedua ibu jari yang menggambarkan kedua orangtua kita,
kita mudah melakukannya. Filosofinya adalah orangtua kita tidak akan
hidup dengan kita selama-lamanya. Begitupun saat mencoba memisahkan
telunjuk, kita bisa melakukannya. Artinya saudara-saudara kita pun akan
berpisah karena mereka akan memiliki keluarga atau hidup masing-masing.
Lalu kelingking pun sama. Kita bisa memisahkannya. Artinya anak-anak
suatu saat kelak akan memisahkan diri dari kita karena tumbuh dewasa
dan berkeluarga.
Akhirnya, coba pisahkan jari manis yang saling bertautan itu. Coba
sekali lagi. Ternyata itu tak bisa kita lakukan. Sekuat apa pun kita
melakukannya keduanya tetap bersatu.Seperti itulah pasangan hidup kita
yang selalu bersama dalam suka dan duka, dalam keadaan kaya atau
miskin, sehat atau sakit. Hanya kematian yang bisa memisahkan kita.
Itulah kenapa cincin kawin dipasang di jari manis sebagai penghargaan
pada pasangan hidup kita yang akan mendampingi kita selama-lamanya.
http://www.andriewongso.com/artikel/tahukah_anda/4680/Filosofi_Mendalam_dari_Cincin_Kawin_di_Jari_Manis/
0 comments:
Posting Komentar