Situs jejaring sosial seperti
Facebook dan Twitter mulai menggantikan komunikasi secara langsung.
Bahkan anak-anak pun mulai terbiasa melakukannya. Komunikasi online anak
akan sulit dipantau orang tua jika mereka tidak ikut online. Padahal
ada banyak hal yang bisa terjadi dari interaksi online antar anak dan
remaja. Inilah sebabnya kenapa orang tua mau tak mau harus mengikuti
perkembangan teknologi, bukan melarang anak menggunakan teknologi.
Apa yang sebenarnya bisa dilakukan orang tua berkaitan dengan
aktivitas anak di dunia maya? Apakah membutuhkan kemampuan teknologi
yang rumit? Tidak juga. Ada beberapa cara sederhana, di antaranya:
- Ikut join social media
Mustahil orang tua melarang anaknya ber-Facebook atau
ber-Twitter-ria. Maka bergabunglah dengan mereka di sana. Setidaknya
ketahuilah apa akun anak, sehingga orang tua dapat memantau aktivitas
mereka. Dengan begitu orang tua dapat tahu dengan siapa saja anaknya
berinteraksi, dan apa yang mereka posting di sana.
- Ketahui cara pengaturannya
Langkah berikut adalah orang tua mulai mempelajari cara pengaturan
privasi di Facebook atau Twitter. Hal ini perlu, sebab bisa mengingatkan
anak bahwa ada setting privasi yang bisa diaktifkan ketika mereka
mengalami masalah dengan teman online-nya.
- Pahami bahaya ponsel
Ponsel yang sudah akrab dengan anak-anak sejak usia belia bukanlah
sekadar ponsel, melainkan alat yang bisa dijadikan target para predator
seksual online. Menurut John Shehan, direktur eksekutif Exploited Child
Division, National Center for Missing & Exploited Children, para
predator seksual selalu melacak keberadaan anak-anak dan remaja. Ponsel
merupakan salah satu alat yang dijadikan pelacak keberadaan mereka.
Smartphone yang mengakses Facebook atau Twitter dilengkapi dengan
layanan berbasis lokasi. Ini artinya siapa saja bisa dengan mudah
mengetahui di mana seorang anak berada melalui ponselnya. Orang tua
sebaiknya memberi pemahaman ke anak-anak mengenai bahaya yang mengintai
itu.
- Pahami aturan main
Sama dengan di dunia nyata, bergaul di dunia maya akan mendapat
respon sesuai dengan apa yang kita posting. Beri pengertian ke anak
tentang aturan main di pergaulan dunia maya. Jaga privasi diri sendiri,
hormati privasi orang lain, tidak memposting kata-kata kasar, dan
sejenisnya.
Sederhana saja bukan? Orang tua tidak perlu menjadi pakar teknologi
atau komputer untuk dapat memonitor perilaku online anaknya. Cukup
menjadi teman mereka di dunia maya, dan berkomunikasi secara transparan.
Sumber artikel:
securitynewsdaily.com/ Sumber foto: securitynewsdaily.com
0 comments:
Posting Komentar