15 Februari 2012

Masjid

Di dekat rumah saya, akan dibangun Masjid Raya Pagedangan. Spanduk pun sudah dipasang; "Disini sedang dibangun Masjid Raya Pagedangan". Bahkan kenclengan - celengan/tabungan - untuk pembangunan tersebut sudah disebar ke seluruh rumah warga. Maksudnya untuk menarik dana dengan sistem harian dan akan dikumpulkan setiap bulan oleh petugas dari DKM. Artinya warga diminta kesadarannya untuk menyisihkan sebagian hartanya dengan cara memasukkan senilai uang ke kenclengan tersebut agar tidak merasa berat dan tidak memberatkan. Kerja yang bagus, ide yang jempol dan niat yang bagus sebab juga menyertakan dalil man bana masjidan banalloohu lahu baitan filjannah.
ak jauh, bilangan ratusan meter setelah keluar dari gerbang komplek saya terdapat kegiatan meminta bantuan di tepi jalan. Dengan bermodalkan polisi tidur dan seperangkat sound system plus jubir-nya atau ulamanya, mereka juga menghimbau, tepatnya mengingatkan, kepada pemakai jalan untuk bersedekah membantu pembangunan masjid dekat tempat tersebut.  Selanjutnya jalan bercabang dua. Pada arah setiap percabangan jalan tersebut kurang lebih jarak 1 km terdapat hal serupa, penghimpunan dana untuk pembangunan masjid.
Sekali lagi ini hal yang bagus dari sisi kreatifitas anak bangsa dan pemahaman dasar yang bagus bagi setiap pendengarnya bahwa man bana masjidan banalloohu lahu baitan filjannah.

Dan tidak lepas dari pemandangan harian, ketika pulang-pergi ke kantor hampir kita jumpai hal serupa. Banyak dan dimana-mana. Bahkan sudah berlangsung dalam hitungan tahun. Fantastik! Ketabahan yang luar biasa dalam mencari dana dan membangun masjid. Alhasil masjid berdiri di mana-mana. Dan banyak jumlahnya. Allahu akbar!

Saya tidak menyoroti pro kontra pencarian dana yang dilakukan di tepi jalan.
Walaupun itu sebenarnya sebuah aib, memalukan dan mengganggu pengguna jalan, kita anggap itu sebuah metode saja. Artinya banyak metode lain yang bisa digunakan yang pada ujungnya adalah mengumpulkan dana. Atau pun ceramahnya, itu adalah kebenaran - siapa pun pembawanya. Mungkin kalau ada salahnya adalah hanya salah waktu dan tempat. Harusnya kebenaran disampaikan di waktu dan tempat yang tepat, papan - empan - adepan, tidak kepada sembarang orang dan setiap waktu. Tapi itu kenyataan yang terjadi. Namun saya justru mempertanyakan kegunaan dan fungsi masjid setelah selesai dibangun. Ini pertanyaan besar.

Dengan banyaknya masjid sekarang ini, kita bisa pertanyakan bukankah masjid simbol orang islam? Tapi bagaimanakah kualitas orang islam pada umumnya dibandingkan dengan jumlah masjidnya? Bagaimana budi pekerti orang islam terkait dengan fungsi masjid? Sekarang banyak kita dengar bahwa pelaku korupsi melaksanakan sholat di masjid. Berarti dia orang islam. Bahkan beredar rumor di sekitar kita bahwa uang hasil korupsi juga telah digunakan untuk membangun masjid. Money laundry katanya.

Saya merinding ketika membaca surat At-Taubah ayat 107 - 110. "Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta. Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya  di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

Jadi, kebanyakan kita hanya kampiun membangun. Tapi apa sebenarnya dan guna sebuah masjid belum dihayati. Bahkan sekarang banyak masjid dibiarkan kosong melompong. Tak sepadan dengan syiar yang digemborkan sewaktu membangun dulu.
Pantas, kenapa bangsa kita jadi begini. Dan malah sekarang masjid diisukan sebagai sarang teroris oleh Paman Sam. Ironis. Salah siapa?

Nah, salah satu kunci untuk memfungsikan masjid secara benar adalah dengan mengingat salah satu hadist Nabi SAW yang menyebutkan diantara tujuh golongan yang nanti mendapat naungan di hari qiyamat yaitu rojul yang menggantungkan hatinya di masjid. Tapi sebelum jauh, mari introspeksi masjid kita sendiri, apa dan bagaimana kita sudah berbuat untuknya. Sebab kadang doa keluar dan masuk masjid pun alpa dilantunkan. Masak...!?

Oleh: Faizunal Abdillah

0 comments:

Posting Komentar