Ini terjadi antara manusia dan binatang. Dimana seekor kucing sejak bayi
hingga berusia 3 tahun, menyusu pada seorang nenek, Sumratan (53), warga
Kampung Marunda Kongsi, RT 4 RW 7, Jakarta Utara.
Layaknya seorang bayi, kucing yang diberi nama Gadut itu pun tumbuh
sebagai kucing yang sehat dan kuat. Bahkan saat ini Sumratan menganggap
Gadut layaknya anaknya sendiri, bukan sebagai hewan peliharaan. Mulai
dari pemeliharaan hingga makanan pun diperhatikan.
Dikisahkan Sumratan saat ditemui di kontrakkannya, pertemuannya dengan Gadut, dimulai 3 tahun lalu saat seekor anak kucing yang tak berdaya datang padanya. Gadut kecil yang waktu itu datang langsung menyusu kepada Sumratan yang saat itu tengah tertidur. "Tiba-tiba saja dia menyusu, dia saat itu masih orok baru lahir," ujarnya.
Kejinakan kucing tersebut membuat Sumratan dan suaminya, Ali, yang bekerja sebagai penjaga masjid Al Alam, akhirnya memeliharanya. Saat itulah, kebiasaan menyusui dilakukan Sumratan kepada Gadut. "Nama Gadut saya ambil dari bahasa Madura berarti gemuk," jelas Sumratan, di rumah kontrakannya.
Dia menuturkan, Gadut yang berwarna cokelat dan belang putih, tak seperti kucing pada umumnya. Kucing ini tidak pernah memakan makanan mentah dan hewan lainnya seperti tikus, atau ular. Kucing ini biasa memakan ikan yang telah digoreng, sebanyak 3 kali dalam sehari seperti layaknya manusia.
Tak cuma itu, untuk buang air, lanjut Sumratan, Gadut tidak pernah sembarangan membuang kotorannya. "Dia pasti ke WC atau jarang mengeluarkan suara "meong" seperti kucing yang lain," ujarnya. Hingga saat ini, Gadut sering minta disusui. Biasanya, saat meminta disusui, Gadut akan menarik baju Sumratan atau berdiri dengan dua kaki sambil mencakar-cakar dengan lembut.
Dikisahkan Sumratan saat ditemui di kontrakkannya, pertemuannya dengan Gadut, dimulai 3 tahun lalu saat seekor anak kucing yang tak berdaya datang padanya. Gadut kecil yang waktu itu datang langsung menyusu kepada Sumratan yang saat itu tengah tertidur. "Tiba-tiba saja dia menyusu, dia saat itu masih orok baru lahir," ujarnya.
Kejinakan kucing tersebut membuat Sumratan dan suaminya, Ali, yang bekerja sebagai penjaga masjid Al Alam, akhirnya memeliharanya. Saat itulah, kebiasaan menyusui dilakukan Sumratan kepada Gadut. "Nama Gadut saya ambil dari bahasa Madura berarti gemuk," jelas Sumratan, di rumah kontrakannya.
Dia menuturkan, Gadut yang berwarna cokelat dan belang putih, tak seperti kucing pada umumnya. Kucing ini tidak pernah memakan makanan mentah dan hewan lainnya seperti tikus, atau ular. Kucing ini biasa memakan ikan yang telah digoreng, sebanyak 3 kali dalam sehari seperti layaknya manusia.
Tak cuma itu, untuk buang air, lanjut Sumratan, Gadut tidak pernah sembarangan membuang kotorannya. "Dia pasti ke WC atau jarang mengeluarkan suara "meong" seperti kucing yang lain," ujarnya. Hingga saat ini, Gadut sering minta disusui. Biasanya, saat meminta disusui, Gadut akan menarik baju Sumratan atau berdiri dengan dua kaki sambil mencakar-cakar dengan lembut.
Sumber : fashingnet.com
0 comments:
Posting Komentar